Wisata  

Menguak Nostalgia Tradisi Mudik via jaluar Pantura

Foto udara sejumlah kendaraan pemudik melaju di jalur Pantura Karawang, Simpang Jomin, Jawa Barat, Sabtu (30/4/2022). Arus lalu lintas kendaraan pemudik melintasi jalur Pantura Karawang terpantau padat merayap pada H-2 Lebaran.(ANTARA FOTO/MUHAMAD IBBNU CHAZAR)

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Tradisi mudik lebaran merupakan momen yang dinanti-nanti oleh masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Di Pulau Jawa, terdapat pergeseran dalam tradisi mudik tersebut, khususnya dalam pemilihan jalur yang digunakan.

Dahulu, Jalur Pantura (Pantai Utara) menjadi pilihan utama pemudik, namun kini banyak yang beralih menggunakan Tol Trans Jawa yang dianggap lebih cepat dan aman.

Tol Trans Jawa, yang membentang dari ujung barat hingga timur Pulau Jawa, telah menjadi favorit utama bagi para pemudik sejak tahun 2018. Namun, bagaimana nasib Jalur Pantura kini?

DetikOto melakukan penulusuran ulang di Jalur Pantura pada mudik Lebaran 2024 melalui program Eksotik (Ekspedisi Oto Jalur Mudik). Dibandingkan sepuluh tahun lalu, terdapat perubahan yang signifikan di Jalur Pantura. Dahulu, kemacetan berjam-jam menjadi pemandangan biasa, namun kini jalur tersebut jauh lebih sepi.

Baca Juga:  Bandara Kertajati Majalengka Siap Hadapi Arus Mudik Lebaran 2024

Tidak ada lagi antrean kendaraan yang mengular di titik-titik macet seperti Simpang Jomin atau Lohbener. Meskipun begitu, kehidupan dan aktivitas ekonomi di sepanjang Jalur Pantura masih terasa. Meski tidak sepadat dulu, jalur ini tetap menyimpan banyak cerita dan keistimewaan.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi ekonomi masyarakat sepanjang Jalur Pantura mengalami penurunan. Jumlah pemakai jalan yang menurun berdampak pada aktivitas ekonomi lokal, bahkan menyebabkan banyak usaha yang harus ditutup. Banyak bangunan yang ditinggalkan dan terbengkalai, menggambarkan dampak dari perubahan pola perjalanan pemudik.

Baca Juga:  Inilah Ucapan Sungkeman Berbahasa Jawa saat Hari Raya Idul Fitri

Ekspedisi Jalur Mudik 2024 bersama Toyota Yaris Cross Hybrid mencatat perjalanan sepanjang lebih dari 1.000 km untuk mengungkap nasib Jalur Pantura saat ini. Meskipun terdapat tantangan, seperti jumlah pengendara motor yang meningkat dan sedikitnya kendaraan besar yang melintas, Jalur Pantura menyimpan berbagai destinasi menarik yang sulit untuk dilewatkan.

Dari Indramayu hingga Surabaya, setiap kota yang dilalui menawarkan pengalaman unik dan kenangan tak terlupakan. Destinasi wisata, kuliner khas daerah, serta peninggalan sejarah menjadi bagian dari perjalanan ini.

Baca Juga:  Mengenal Subak, Sistem Pengelolaan Air di Bali yang Jadi Warisan Budaya Dunia

Di tengah-tengah perubahan yang terjadi, Jalur Pantura masih mempertahankan pesonanya. Meskipun tidak sepadat dulu, jejak perubahan ini menunjukkan bagaimana dinamika kehidupan di sepanjang jalur legendaris tersebut.

Semoga, upaya untuk membangkitkan kembali potensi ekonomi dan pariwisata di Jalur Pantura dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat dan menjaga warisan budaya yang ada.