Ragam  

Fenomena Manusia Silver di Subang, Seni Jalanan yang Membawa Harapan

Manusia SIlver
Chepy Manusia Silver asal Pantura bersama Penulis | Foto: Ist

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Subang adalah sebuah kota yang mungkin tidak sebesar Jakarta atau Bandung, namun memiliki fenomena unik dan menarik perhatian sebagian orang yakni keberadaan “Manusia Silver”.

Meskipun mungkin di kota-kota besar, keberadaan mereka mungkin sudah diatur lebih rapi, namun di Subang, fenomena ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

“Manusia Silver” ini, biasanya dilakukan oleh remaja tanggung aluas ABG, entah itu pria maupun wanita, tampil dengan berani bertelanjang dada, dengan tubuh mereka yang dilapisi cat silver, biasanya mereka akan menirukan gerakan-gerakan a la robot atau pantomim.

Biasanya mereka akan beraksi di setiap perempatan ketika lampu mereah menyala, dimana mereka akan melakukan aksinya ketika kendaraan berghenti dan memberikan hiburan pda pengendara yang melintas ata berhenti dikala lampu jalan berwarna merah.

Baca Juga:  Kontroversi Penghapusan Pramuka Sebagai Ekskul Wajib: DPR Berencana Panggil Nadiem Makarim

Manusia Silver, adalah salah satu fenomena sosial gaya baru namun di sisi yang mungkin ada yang melihatnya sebagai seni jalanan yang unik dan menghibur.

Kota Subang menjadi panggung bagi para “Manusia Silver” ini. Lampu setopan, pertigaan, dan perempatan di berbagai lokasi menjadi tempat di mana mereka menampilkan keahlian mereka.

Sejumlah lokasi seperti di pertigaan Pondok Dewi menuju Pagaden dan Terminal Subang, di perempatan Wesel menuju kota dan pabrik PT Taekwang, serta perempatan GOW dekat gedung Golkar dan SMK Negeri 1 Subang bisa kita temui ‘Manusia SIlver’ ini.

Mereka tidak hanya menarik perhatian orang dengan penampilan unik mereka, tetapi juga berusaha mencari nafkah dari kegiatan ini. Seringkali mereka rela berpanas-panasan, saat melaksanakan aksinya.

Pada hari-hari biasa, mereka bisa mendapatkan uang recehan antara Rp. 100.000,- Rp. 150.000,- sementara di akhir pekan, pendapatan mereka meningkat hingga sekitar Rp. 300.000,- karena banyaknya kendaraan wisata yang melintasi Kota Subang menuju objek wisata Ciater atau Tangkuban Parahu.

Baca Juga:  Jumlah Terbanyak, Panwascam Minta Distribusi Logistik Pemilu Diprioritaskan untuk Kecamatan Subang

Berbeda dengan manusia SIlver di Kota Subang, salah satu Manusia Silver lain bernama adalah Chepy (12) melakukan aksinya dengan mengelilingi daerah di wilayah Pantai Utara Subang. Dengan tubuhnya yang berbalut cat chrome serta usianya yang belum mencapai remaja, dia sudah mahir dalam seni jalanan ini. Lewat usahanya ini Chepy berhasil mengais mengumpulkan uang antara Rp.150.000 – RP. 200.000 setiap harinya.

Di balik keunikan fenomena Manusia Silver ini, muncul harapan bagi mereka yang terlibat. Dengan menghadirkan seni dan hiburan di jalanan, mereka mencoba mengubah realitas hidup mereka. Harapan itu mungkin terletak pada setiap senyuman yang mereka tunjukkan atau di setiap recehan yang mereka kumpulkan.

Baca Juga:  Cara Menjaga Kesehatan Rambut Tetap Sehat Meskipun Berhijab

Seiring dengan fenomena ini, masyarakat Subang diharapkan juga dapat memberikan perhatian dan dukungan kepada para Manusia Silver. Bukan hanya sebagai pemandangan unik di jalanan, tetapi juga sebagai bagian dari budaya dan seni yang dapat memberikan warna dan keceriaan di tengah kehidupan sehari-hari.

Semoga, di balik penampilan mereka yang mencolok, ada cerita kehidupan yang menginspirasi dan membangkitkan kepedulian di tengah-tengah masyarakat.