Profil  

Mengenal Sosok Eddy Setiawan, Sang Pendengar Setia Radio Gelombang Pendek

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Pukul lima pagi, ketika kebanyakan orang masih terlelap dalam mimpi, Eddy Setiawan sudah siap menyambut alunan suara dari radio gelombang pendek. Sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama, Eddy telah menjadi pendengar setia siaran-siaran radio luar negeri, termasuk BBC Siaran Bahasa Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, Eddy Setiawan telah mengumpulkan hampir enam puluh tahun pengalaman mendengarkan siaran gelombang pendek. Pada setiap fajar, radio empat band digital merek Sangean miliknya menyala, menggema dengan suara Radio Nederland, BBC, VOA, Deutsche Welle, dan Radio Australia. Menurutnya, sekitar 20 negara bersiaran dalam bahasa Indonesia pada jam tersebut.

Eddy Setiawan bukanlah pendengar radio gelombang pendek yang sendirian. Ribuan orang Indonesia lainnya turut meramaikan frekuensi gelombang pendek, terhubung melalui siaran-siaran yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan wawasan dan informasi mendalam. Sebagai seorang yang telah mendengarkan radio luar negeri sejak tahun 1966, Eddy Setiawan menjadi sosok yang dikenal luas di kalangan penyiar dan pendengar radio.

Pada acara Temu Pendengar yang diselenggarakan oleh Radio Taiwan International di Jakarta, Eddy Setiawan diakui sebagai pendengar setia selama hampir enam puluh tahun. Dalam obrolan dengan penulis, ia menjelaskan bahwa siaran radio luar negeri memberikan pendidikan, hiburan, dan informasi yang tak ternilai bagi pendengarnya. Meskipun kini ada aplikasi dan platform internet untuk mendengarkan siaran, Eddy Setiawan tetap setia pada radio transistor analog, memilih metode otentik dengan memutar dial dan merasakan sedikit kebisingan.

Eddy Setiawan diantara peserta Temu Pendengar Radio dari seluruh Indonesia yang diadakan Radio RTI Taiwain, beberapa waktu yang lalu.

Eddy Setiawan, yang pada era 90-an dikenal sebagai Bung BP karena menerbitkan “Bulletin Pendengar,” menjadi tokoh yang mencatat perjalanan radio siaran gelombang pendek. Bulletin Pendengar, terbit sejak Januari 1976 hingga Oktober 2012, menjadi sumber informasi bagi para pendengar radio luar negeri, menghubungkan komunitas penggemar radio di seluruh Indonesia.

Selain itu, Eddy Setiawan juga terlibat aktif sebagai ketua dari komunitas pendengar radio “Always Group,” sebuah kelompok yang namanya terkenal dalam acara pilihan pendengar di berbagai stasiun radio. Keanggotaan Always Group mencakup beberapa tokoh seperti Azhary Choyin, Priba Misbach, Erenst Meike Rorong, Titin Kurniatin, Suswaty BS, Bernadetha Christianti, dan Nunuk Fatonah (Almh).

Radio gelombang pendek tetap diminati oleh masyarakat Indonesia, dari TKI, TKW, staf kedutaan, mahasiswa, pelaut, hingga berbagai kelompok masyarakat lainnya. Meskipun teknologi terus berkembang, siaran gelombang pendek tetap memegang tempat istimewa dalam hati pendengarnya.

Komunitas seperti Borneo Listeners Club (BLC) dari Pontianak yang aktif menggagas Temu Keluarga Pendengar Radio (TKPR) yang diseleggarakan di berbagai kota di Indonesia secara bergiliran diadakan dua tahun sekali, selain itu ada pula Media Monitoring Club, DX-Indonesia Radio Club, dan lainnya terus tumbuh, menunjukkan bahwa cinta terhadap siaran gelombang pendek tidak pernah pudar.

Keunikan siaran gelombang pendek terletak pada interaksi langsung dengan pendengar. Meskipun suara kadang naik turun, berisik, atau mengalami gangguan teknis, penggemar setia tak pernah surut. Selain informasi cepat, siaran-siaran ini menyajikan kuis, kontak pendengar, dan pelajaran bahasa, menghadirkan pengalaman mendengarkan yang tak tergantikan.

Eddy Setiawan, dengan bangga, menyatakan bahwa mendengarkan siaran gelombang pendek bukan hanya menciptakan pengalaman pribadi yang unik, tetapi juga membuka pintu pertemanan dengan pendengar dari seluruh Indonesia dan dunia. Kediamannya bahkan menjadi tempat kunjungan para penyiar radio luar negeri yang mengunjungi Indonesia, menciptakan kebanggaan tersendiri bagi seorang pendengar setia selama hampir enam puluh tahun.

Eddy Setiawan (Kiri) bersama penulis (kanan)