Prabowo Subianto Tegaskan Indonesia Akan Menganut Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Foto: Prabowo dan Gibran mengucapkan sumpah sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. (Dok. YouTube MPR)

JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan bahwa pemerintahannya akan menganut prinsip politik luar negeri bebas aktif selama lima tahun masa jabatannya. Dalam pidatonya usai dilantik sebagai Presiden RI pada Minggu, 20 Oktober 2024, di Sidang Paripurna MPR, Prabowo menegaskan keinginannya agar Indonesia bersahabat dengan semua negara, tanpa berpihak pada aliansi atau blok militer mana pun.

Prabowo Subianto resmi dilantik sebagai Presiden RI untuk periode 2024-2029, dengan Gibran Rakabuming Raka, putra Joko Widodo, sebagai Wakil Presiden. Dalam pidatonya, Prabowo menekankan pentingnya peran Indonesia di kancah internasional melalui politik luar negeri yang non-blok. “Indonesia memilih jalan bebas aktif, non-blok, non-aligned,” ucap Prabowo.

Bersahabat dengan Semua Negara

Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tidak akan terlibat dalam pakta militer manapun dan lebih memilih jalan untuk bersahabat dengan semua negara. Ia ingin Indonesia dikenal sebagai tetangga yang baik di kawasan Asia maupun di dunia internasional.

“Indonesia ingin menjalankan politik luar negeri sebagai negara yang ingin menjadi tetangga yang baik. Kita ingin menganut filosofi kuno, ‘seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak,’” ujar Prabowo. Prinsip ini, menurut Prabowo, akan menjadi fondasi dalam hubungan internasional yang akan dibangun oleh pemerintahannya.

Menyambut Negara Sahabat

Sikap Prabowo yang menghormati hubungan antarnegara terlihat jelas selama upacara pelantikan. Ia menyambut langsung pimpinan atau perwakilan dari berbagai negara sahabat yang hadir dalam upacara tersebut. Usai acara pelantikan, Prabowo melanjutkan dengan menerima sejumlah tamu kenegaraan di Istana Merdeka.

Beberapa tokoh yang disambut oleh Prabowo antara lain Deputi Perdana Menteri Australia Richard Marles, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy, Deputi Perdana Menteri Selandia Baru Winston Peters, serta beberapa kepala pemerintahan lainnya dari Korea Selatan, Singapura, Papua Nugini, Vanuatu, Laos, dan China.

Masa Depan Politik Luar Negeri Indonesia

Dengan politik luar negeri bebas aktif yang diusung oleh Prabowo, Indonesia diharapkan akan memperkuat posisinya di dunia internasional sebagai negara yang netral namun bersahabat dengan semua pihak. Hal ini diharapkan dapat mendorong stabilitas regional dan global, sekaligus memastikan Indonesia dapat menjalin kerja sama yang bermanfaat dengan berbagai negara, tanpa memihak kepentingan blok politik atau militer tertentu.