Teknologi AI Dilatih untuk Deteksi Gempa, Ini Hasilnya

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Gempa bumi adalah salah satu bencana alam yang selama ini sangat sulit diprediksi. Para ilmuwan dan peneliti telah lama berupaya untuk mengembangkan metode yang dapat membantu memprediksi gempa sebelum terjadi.

Beberapa dekade terakhir, metode ilmiah modern telah digunakan oleh para geolog, tetapi tingkat keberhasilannya masih terbatas karena kompleksitas sistem patahan bumi yang sulit untuk dipahami.

Namun, berita baik datang dari The University of Texas di Austin, di mana para peneliti telah berhasil melatih kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk memprediksi gempa bumi.

Melalui algoritma AI yang mereka kembangkan, mereka mampu memprediksi gempa dengan tingkat keberhasilan mencapai 70 persen seminggu sebelum gempa terjadi. Ini merupakan pencapaian yang signifikan dalam upaya memprediksi gempa bumi.

Para peneliti menggunakan AI untuk menganalisis perubahan statistik dalam data seismik real-time yang telah mereka kumpulkan dari gempa bumi sebelumnya. AI diberikan serangkaian fitur statistik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tim tentang fisika gempa bumi.

Selanjutnya, AI dilatih menggunakan database rekaman seismik selama lima tahun. Hasilnya mengejutkan, di mana AI berhasil memprediksi 14 gempa bumi dengan akurasi yang tinggi dalam jarak sekitar 200 mil dari perkiraan waktu dan kekuatan gempa.

Namun, seperti kebanyakan penelitian, tidak tanpa kekurangan. AI masih melewatkan satu gempa bumi dan memberikan delapan peringatan palsu selama uji coba. Para peneliti juga belum bisa memastikan apakah pendekatan ini dapat diaplikasikan dengan kesuksesan di lokasi lain di seluruh dunia.

Peneliti meyakini bahwa di wilayah-wilayah yang memiliki pelacakan seismik yang kuat, seperti Jepang, Texas, hingga Turki, prediksi gempa dapat meningkat. Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi risiko kerugian ekonomi dan korban jiwa serta meningkatkan tingkat kesiapsiagaan terhadap gempa bumi di seluruh dunia.

Sergey Fomel, seorang profesor di Biro Geologi Ekonomi University of Texas, menyatakan bahwa meskipun masih ada tantangan yang harus diatasi, pencapaian ini menunjukkan bahwa masalah yang selama ini dianggap mustahil, pada dasarnya dapat dipecahkan.

Penelitian ini adalah bagian dari kompetisi internasional yang diadakan di China, di mana AI yang dikembangkan oleh University of Texas menjadi yang pertama dari 600 desain lain. Temuan dari uji coba tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Bulletin of the Seismological Society of America.

Alexandros Savvaidis, ilmuwan peneliti senior yang memimpin Texas Seismological Network Program (TexNet), menyatakan bahwa tingkat akurasi AI sebesar 70 persen adalah hasil yang besar dalam penelitian prediksi gempa.

Ini memiliki potensi besar untuk membantu mengurangi kerugian ekonomi dan jumlah korban jiwa akibat gempa bumi, serta meningkatkan kesiapsiagaan dunia terhadap bencana alam yang mematikan ini.