Komunikasi merupakan jembatan untuk membina suatu hubungan. Dengan adanya komunikasi yang baik akan mendorong tercapainya tujuan dalam hubungan tersebut. Baik itu hubungan antar pertemanan, rekan kerja, orang tua dan guru, serta hubungan lainnya.
Adapun sebelum Covid-19 datang, yang mana kita dapat berkomunikasi secara langsung, mengkomunikasikan suatu hal dengan melihat bagaimana raut lawan bicara, mendengar jelas intonasi suaranya, hingga hal-hal lain yang dapat menarik kesimpulan pada titik di mana kita percaya bahwa yang dikatakan orang lain ini benar adanya.
Namun, nyatanya dari bulan Maret hingga November di tahun 2020 ini, dalam keadaan siap maupun tidak, kita masih harus mengikuti fase yang mana dominan menghabiskan waktu berkomunikasi secara maya guna tercapainya tujuan hidup kita. Sedangkan, hal itu terkadang berbenturan dengan keuangan.
OPINI LAINNYA:
OPINI: Pentingnya Pengawasan Gadget di Masa Pandemi
OPINI: Relasi Manusia, Teknologi, dan Alam
[OPINI] Daring 'Garing', Haruskah Sekolah Dibuka?
Selain harus memiliki fasilitas menunjang, juga memerlukan ketersediaan kuota yang memadai. Hingga sebagian dari kita mungkin pernah di hadapkan pada pilihan, beli kuota atau makanan. Hal ini sudah pasti menjadi persoalan yang memicu kepenatan.
Apalagi bagi orang tua di rumah, selain dipusingkan dengan kebutuhan rumah tangga, biaya SPP anak, dan lainnya. Orang tua harus siap mendampingi dan membimbing buah hatinya dalam proses pembelajaran daring, dan bagi yang anaknya masih usia dini komunikasi antara orang tua dan guru adalah tombak untuk keberhasilan tujuan pembelajaran daring anak. Orang tua mesti rajin mengkomunikasikan tumbuh kembang anaknya pada guru. Tentu hal ini memakan waktu.
“Saya maunya luring saja, daring hanya buat pusing,” ungkap seorang Ibu yang namanya tidak mau disebutkan.