CIPEUNDEUY, TINTAHIJAU.com- Masa Pandemi bukan jadi alasan untuk tidak produktif. Belasan Pemuda di Desa Wantilan, Kecamatan Cipeundeuy, Subang terus berkarya dan berinovasi
Puluhan pemuda yang tergabung dalam Komunitas Kabisa Jalma Leutik (KJL) Art memanfaatkan lombah paralon menjadi kerajinan yang bernilai rupiah, lampu lampion. Hasilnya, tidak hanya diminati warga lokal, tapi datang dari India
"Alhamdulillah ada yang dari Aceh, Kalimantan, Jogjakarta, Bandung, Jakarta, Sumatra Barat, malah dari Luar negeri seperti India," kata Ketua KJL Yono Taryono.
Aktivitas KJL membuat Lampu Lampion dari Paralon ini sebenarnya sudah berlangsung lama. Namun sempat vakum karena pandemi Covid-19. Pada bulan terakhir ini, Yono Cs kembalo beraktivitas membuat Lampu Lampion. "Kita jalan kan kembali Komunitas Kreativitas ini, yang sebelum nya sempat vakum, karena tidak adanya atau susah nya bahan atau limbah paralon," ucap Yono.
Mereka yang dilibatkan, beberapa diantaranya pemuda yang belum atau tidak bekerja. Dengan dilibatkan dalam membuat lampu lampion, kini mereka bisa mendapatkan pemasukan. "Ya setidak nya bisa membantu beban perekonomian, ya minimal untuk diri sendiri," ungkap Yono.
Lampu Lampion dibuat dengan aneka seni lukis. Dari mulai kaligrafi, lukisan pemandangan, hewan atau lainnya sesuai permintaan konsumen. Untuk satu lampu lampion dijual Rp150 ribu sampai Rp300 ribu.
"Untuk satu bulan alhamdulillah bisa sampai Rp8 juta sampai Rp10 juta," imbuhnya.
FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.